Kamis, 09 Januari 2025

Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

 

Dari beberapa sumber dapat kite temukan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar.Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai seat ini banyak mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan (Saylor, Alexander, Lewis, 1981). Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran sering dihubungkan dengan usaha untuk memperoleh ijazah; sedangkan ijazah itu sendiri menggambarkan. kemampuan. Oleh karena itu, hanya orang yang telah memperoleh kemampuan sesuai standar tertentu yang akan memperoleh ijazah. Pengertian kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran dapat ditemukan dari definisi yang dikemukakan oleh Robert M. Hutchins (1936) yang menyatakan: “The curriculum should include grammar, reading, thetoric and logic, and mathematic, and addition at the scondary level introduce the great-, kooks of the western world”. Sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik, dalam proses perencanaannya kurikulum memiliki ketentuan sebagai berikut:

  1. Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgment ahli bidang studi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli tersebut menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa.
  2. 2

     
    Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan lain sebagainya.
  3. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai materi pelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori.

Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar, mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah). Yang dimaksud dengan kegiatan itu tidak terbatas pada kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler. Apa pun yang dilakukan siswa asal saja ada di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum. Misalnya kegiatan anak mengerjakan pekerjaan rumah, mengerjakan tugas kelompok, mengadakan observasi, wawancara, dan lain sebagainya, itu merupakan hagian dari kurikulum, karena memang pekerjaan-pekerjaan itu adalah tugas-tugas yang diberikan guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan seperti yang diprogramkan oleh sekolah. Banyak tokoh yang menganggap kurikulum sebagai pengalaman, (Ii antaranya adalah Hollis L. Caswell dan Doak S. Campbell (1935), yang menyatakan bahwa kurikulum adalah: "All of the experiences children have under the guidance of teacher".

Lebih jelas lagi dikemukakan oleh H.H. Giles. ST, McCutchen, dan A.N. Zechiel:

"The curriculum... the total experience with which the school deals in educating young people".

Pendapat-pendapat di atas selanjutnya diikuti oleh tokoh pendidikan berikutnya seperti Romine (1945) yang mengatakan:

"Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not".

 

Pendapat yang hampir sama diberikan oleh Harold Alberty (1965). Bagi dia kurikulum itu adalah:

"All of the activities that are provided for the students by the school".

Demikian juga Saylor dan Alexander (1956) yang menyatakan:

"The curriculum is the sum total of school's efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school ".

Bagi mereka, kurikulum itu bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus dipelajari, akan tetapi menyangkut seluruh usaha sekolah untuk memengaruhi siswa belajar baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah. Kalaulah kurikulum dianggap sebagai pengalaman atau seluruh aktivitas siswa, maka untuk memahami kurikulum sekolah, tidak cukup hanya dengan melihat dokumen kurikulum sebagai suatu program tertulis, akan tetapi juga bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan anak didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini harus dipahami, sebab kaitannya sangat erat dengan evaluasi keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum, yaitu bahwa pencapaian target pelaksanaan suatu kurikulum tidak hanya diukur dari kemampuan siswa menguasai seluruh isi atau materi pelajaran seperti yang tergambar dari hasil tes sebagai produk belajar, akan tetapi juga harus dilihat proses atau kegiatan siswa sebagai pedoman belajar.

Kurikulum sebagai rencana atau program belajar, dikemukakan oleh Hilda Taba (1962). Taba mengatakan:

"A curriculum is a plan for learning: therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of a curriculum ".

Konsep kurikulum sebagai suatu program atau rencana pem­belajaran, tampaknya diikuti pula oleh para ahli kurikulum dewasa ini, seperti Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (1978) dan Peter F. Oliva (1982), yang menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adala sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.

Sebagai suatu rencana kurikulum bukan hanya berisi tentang program kegiatan, akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus t I itempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan; di samping itu tentu saja berisi tentang alat atau media yang diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan. Kurikulum sebagai suatu rencana tampaknya juga sejalan dengan i i musan kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran iintuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 19).

Namun demikian, apalah artinya sebuah perangkat perencanaan tanpa implementasi di lapangan. Apakah artinya rencana atau program tanpa diimplementasikan dalam tindakan nyata? Apakah sebuah rencana dapat menghasilkan sesuatu tanpa implementasi? Tentu tidak, sebuah rencana akan memiliki makna, manakala ada tindakan sesuai dengan rencana itu. Oleh karena itu, dalam konteks perencanaan itu sebenarnya terkadung makna implementasi, artinya apa yang dilakukan siswa semestinya tidak keluar dari program yang telah direncanakan. Sebab, pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan, maka harus didesain agar implementasinya tidak melenceng dari tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).

Dari rumusan di atas, tampak jelas bahwa konsep KBK bertumpu pada konsep seperti yang dikemukakan Hilda Taba, yaitu kurikulum sebagai suatu rencana. Ini berarti dalam KBK yang lebih ditekankan adalah kompetensi atau kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu; sedangkan masalah bagaimana cara mencapainya, secara operasional diserahkan kepada guru di lapangan. Dalam KBK tidak secara khusus dijelaskan apa yang harus dilakukan guru untuk mencapai kompetensi tertentu. KBK hanya memberikan petunjuk-petunjuk secara umum bagaimana seharusnya pola pembelajaran diterapkan oleh setiap guru.

Yang jadi masalah selanjutnya adalah, apa yang dimaksud dengan kompetensi dan hasil belajar itu?

McAshan (1981:45) mengemukakan bahwa kompetensi itu adalah:

"...A konwledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which became part of his or her being to the exent he or she can satisfatorily perform particular cognitive, afective, and psycho­motor behaviors".

Menurut McAshan, kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

Dari pendapat di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan, sikap, dan apresiasi. Artinya, tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut:

  1. Pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan sesuatu, misalnya dapat melakukan proses berpikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berpikir ilmiah.
  2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonorni manakala ia memahami konsep­konsep ekonomi.
  3. Keterampilan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Misalnya siswa hanya mungkin dapat melakukan pengamatan tentang mikroorganisme manakala ia memiliki keterampilan bagaimana cara menggunakan microscope sebagai alat.
  4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Misalnya standar perilaku siswa dalam melaksanakan proses berpikir seperti keterbukaan, kejujuran, demokratis, kasih sayang, dan lain sebagainya.
  5. Sikap (attitude), yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, misalnya perasaan senang atau tidak senang terhadap munculnya aturan barn; reaksi terhadap diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi; dan lain sebagainya.
  6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran.

Dari uraian di atas, maka kompetensi bukan hanya ada dalam tataran pengetahuan akan tetapi sebuah kompetensi harus tergambarkan dalam pola perilaku. Artinya seseorang dikatakan memiliki kompetensi tertentu, apabila ia bukan hanya sekadar tabu tentang sesuatu itu, akan tetapi bagaimana implikasi dan implementasi pengetahuan itu dalam pola perilaku atau tindakan yang ia lakukan. Dengan demikian, maka kompetensi pada dasarnya merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

Dari pengertian kompetensi seperti yang telah dijelaskan di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa dalam KBK bukan hanya sekadar agar siswa memahami materi pelajaran untuk mengembangkan kemampuan intelektual, saja, akan tetapi bagaimana pengetahuan yang dipahaminya itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupannya.

Sekarang kompetensi apa yang harus dicapai oleh KBK terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan KBK:

  1. Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independent.
  2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
  3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
  4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.

 

LATAR BELAKANG MUNCULNYA KBK

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculan KBK wiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan pemerintah di antaranya lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintahan dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; serta lahirnya Tap MPR No. IV/MPR/ 1999 tentang Arah Kebijakan Pendidikan di Masa Depan.

Pemberlakuan undang-undang tersebut menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan, yang diikuti oleh kebijakan perubahan pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya undang-undang tersebut kewenangan untuk mengelola berada pada pemerintahan daerah kota/kabupaten. Kelahiran berbagai perangkat kebijakan pemerintah seperti di atas, didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat dalam dimensi global. Dalam perspektif global, yang ditandai dengan semakin "mengecilnya" dunia sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan terjadinya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. Berbagai macam tantangan muncul kepermukaan. Apa yang dulu tidak pernah terbayangkan sekarang menjadi kenyataan. Dapat dipastikan, hanya individu yang mampu bersaing yang akan dapat berbicara dalam era globalisasi ini. Untuk immipu bersaing itu setiap individu harus memiliki kompetensi yang handal dalam berbagai bidang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan.

Di samping itu, rendahnya kualitas pendidikan merupakan faktor pendorong lain perlunya perubahan kurikulum dalam konteks reformasi pendidikan. Misalkan hasil laporan Bank Dunia (1992) berdasarkan studi IAEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement) di beberapa negara Asia, menunjukkan keterampilan membaca siswa kelas IV SD kita, berada pada peringkat terendah. Anak-anak SD kita ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD adalah Hong Kong 75,5, Singapura 74,0, Thailand 65,1, Filipina 52,6, dan Indonesia 51,7. Demikian juga dalam pelajaran matematika dan IPA pada tingkat SUP, Indonesia hanya mampu berada diurutan 32 untuk IPA dan 34 untuk matematika dari 38 negara peserta.

Ditinjau dari proses pembelajaran, mungkin Anda setuju, bahwa kurikulum yang lebih mengedepankan sisi akademik, seperti yang berlaku sekarang ternyata kurang memerhatikan perkembangan sikap dan moral siswa. Semua mata pelajaran menekankan kepada penguasaan materi pembelajaran tanpa membedakan hakikat mata pelajaran itu sendiri. Mata pelajaran Agama dan PMP misalnya yang semestinya menekankan aspek nilai dan sikap, ternyata lebih banyak memberikan pengetahuan akademik yang harus dihafal siswa. Atas dasar hal tersebut di atas, dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, mengantisipasi perubahan-perubahan global pada era persaingan bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, maka sistem pendidikan perlu diarahkan pada pendidikan yang demokratis yang mampu melayani setiap perbedaan dan kebutuhan individu (berdiversifikasi) serta mampu membekali siswa dengan sejumlah kemampuan (kompetensi) yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan.

Melalui iklim yang demikian, pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi yang mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif serta memiliki kesabaran dan mampu bersaing, siap menghadapi berbagai macam tantangan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang sudah tidak efektif dan tidak mampu lagi mempersiapkan anak didik untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia. Salah satu perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan kurikulum sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan.

MANAGEMENT OF EFFECTIVENESS PAUD BLANG BINTANG UPTD III INGIN JAYA TO DISTRICT ACEH BESAR

 

 


 

 

ABSTRACT

The Learning Management in general is an attempt to increase the ability of early childhood teachers / kindergarten in running the duty professionally.This research uses descriptive methods, data collection techniques of observation, interviews, and documentary study. The subjects of this study were head and early childhood teachers in Cluster III UPTD Blang Bintang Ingin Jaya district Aceh Besar. Research results show that: the lack lesson planning is done by the head of the kindergarten / early childhood on Cluster III UPTD Blang Bintang Ingin Jaya Aceh Besar district. Lack of creativity and co-ordination of learning is done by the head of the kindergarten / early childhood education. Lack of interest in conducting innovative principals that guided PAKEM activity program that has been compiled. Assessment of learning in clusters on UPTD III Blang Bintang Ingin Jaya Aceh Besar district is not done gradually by the head of the early childhood / kindergarten teachers built.

 

Keywords: Management and Early Childhood Education

Sabtu, 04 Januari 2025

Cara Selingkuh yang Aman dan Tidak Ketahuan, Mari Dicoba ???

 

Cara  yang aman dan tidak ketahuan menarik akan diulas. Keinginan untuk berselingkuh dapat terjadi kapan saja. Umumnya perselingkuhkan terjadi karena kamu atau pasanganmu tidak kuasa menahan godaan yang kian lama menggangu hubungan kalian berdua.

Tanpa harus meninggalkan kekasih lama, tentunya kamu menginginkan cara-cara aman berselingkuh hingga tidak perlu ketahuan si dia.

Berikut tips selingkuh yang aman dan tidak ketahuan dirangkum dari berbagai sumber:

 1. Periksa handphone

Telepon seluler merupakan sarana mudah untuk kekasihmu mengetahui sisi lain kepribadianmu. Karena itu jika kamu ingin aman, jangan simpan nomor handphone selingkuhanmu, apalagi membiarkan sms mesra yang dia kirim tersimpan dalam ponselmu.

Terlebih jika kotak masuk penuh dengan kiriman SMS selingkuhanmu, segeralah untuk menghapusnya. Jika ingin menghubunginya, lebih baik kamu menghapal nomor telepon genggamnya di luar kepala atau gunakan sim card lebih dari satu.

2.Jujur pada selingkuhanmu kalau kamu sudah punya pacar

Memang bukan hal yang mudah untuk mengutarakan kebenaran. Tapi jika kamu ingin aman menjalani hubungan dengan selingkuhanmu, maka sebaiknya katakan dengan jujur kalau kamu sudah punya pacar. Ini dilakukan sebagai salah satu cara agar dia bisa mengerti dan menerima posisimu yang kini tak sendiri.

3.Jangan pernah berubah

Agar tak menimbulkan kecurigaan di benak si dia, hal terbaik yang harus kamu lakukan ialah tetap menjaga sikap pada kekasihmu. Jangan pernah menunjukkan perubahan sikap yang membuatnya jadi lebih curiga. Tetaplah beraktivitas seperti biasanya dan sisakan waktu luangmu untuk menikmati akhir pekan bersama dengan dirinya.

4. Membuat alamat surat elektronik yang berbeda

Meninggalkan bukti di tempat yang mudah diakses adalah salah satu cara termudah dan paling ceroboh untuk ketahuan dalam perselingkuhan.

5. Kunci ponsel Anda

Jika ponsel Anda sudah dikunci dan pasangan Anda tidak mengetahui kata sandinya, maka Anda aman. Akan tetapi, jika pasangan Anda mengetahui kata sandi dari ponsel Anda maka Anda harus membuat kata sandi baru.

6. Beli ponsel pra-bayar

Ponsel pra-bayar mengizinkan Anda untuk berkomunikasi dengan selingkuhan secara bebas tanpa harus mengkhawatirkan biaya yang muncul pada tagihan bulanan ponsel. Akan tetapi, ini beresiko tinggi karena ponsel yang asing dan rahasia akan membuat pasangan yang paling percaya sekaligus merasa curiga.

7. Beli alat kontrasepsi secara terpisah

Tidak ada alasan yang dapat menjelaskan fluktuasi mendadak dalam jumlah kondom atau alat kontrasepsi lainnya di dalam sebuah hubungan monogami yang berkomitmen. Kondom yang lebih atau hilang akan menjadi lampu merah. Alat kontrasepsi yang Anda gunakan di luar harus disimpan secara tepisah dengan yang Anda gunakan bersama pasangan Anda.

Dapat disimak video berikut ini :


TIPS AGAR ISTRI SELALU SETIA

Hidup dalam pernikahan merupakan hubungan yang sakral bagi setiap pasangan berjanji sehidup semanti dalam mengaruhi kehidupan bersama-sama dalam suka maupun duka.

Rencana dan harapan kehidupan bersama mungkin telah dipersiapkan dengan matang.

Namun, pernikahan juga bukanlah hal yang mudah, karena menyatukan dua manusia yang memiliki kebiasaan dan sifat yang berbeda. 

Terkadang, istri ingin selalu diperhatikan tanpa mengutarakannya secara langsung, sedangkan suami dianggap kurang peka dalam memahami perasaan perempuan.

nah untuk itu coba di simak video ini sebagai inspirasi

MATERI PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

MATERI Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila

MATERI URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA

Otonomi Daerah

Jumat, 03 Januari 2025

PELAJARAN DARI KISAH KUPU-KUPU

KISAH LILIN HARAPAN

BIRUNYA DUNIA

PENYEJUK HATI

FORMULIR PENILAIAN SIDANG DAN SEMINAR

FORMULIR PENILAIAN SIDANG DAN SEMINAR DAPATKAN LINK NYA DISINI https://docs.google.com/document/d/1oc5zTG4jWOoUjz5ThNR4Z5F8c1x1g9F7/edit?usp=sharing&ouid=109882368440545663868&rtpof=true&sd=true

MODUL PERKULIAHAN KEWARGANEGARAAN

KISAH KATAK KECIL

MARTABAT MANUSIA DALAM PELAYANAN REKAM MEDIS SERTA ANTI KORUPSI PPT

Kesadaran Berbangsa & Bernegara PPT

SEJARAH PANCASILA

TENTANG CERITA WANITA

SAAT-SAAT TERINDAH

KISAH BUNGA DAN KUPU-KUPU

LAPORAN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS

Kamis, 02 Januari 2025

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN

Power Poin Uji T dan Uji Z

Contoh Soal PPPK Pengadministrasi Perkantoran



1. Apa yang menjadi tugas utama seorang pengadministrasi perkantoran?
a. Mengelola keuangan perusahaan

b. Mengatur jadwal dan pengarsipan dokumen
c. Melakukan pemasaran produk
d. Mengawasi produksi barang


2. Sistem pengarsipan yang menggunakan urutan abjad disebut ...
a. Pengarsipan numerik
b. Pengarsipan kronologis
c. Pengarsipan alfabetis
d. Pengarsipan tematik

3. Media komunikasi internal yang paling umum digunakan di kantor adalah ...
a. Televisi
b. Email
c. Surat kabar
d. Radio

4. Apa manfaat utama menggunakan perangkat lunak dalam administrasi perkantoran?
a. Meningkatkan biaya operasional
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
c. Mengurangi jumlah pegawai
d. Meningkatkan jumlah dokumen yang perlu disimpan

5. Laporan rutin biasanya digunakan untuk ....
a. Mencatat pengeluaran pribadi
b. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan
c. Mengganti rapat tatap muka
d. Mempromosikan produk baru

6. Seorang pengadministrasi perkantoran diminta untuk menyusun surat dinas yang ditujukan kepada pejabat eselon II di instansi lain. Bagian manakah yang seharusnya dicantumkan dalam surat tersebut sesuai dengan kaidah penulisan surat dinas yang benar?
a. Salam Pembuka
b. Nomor Indeks
c. Lampiran
d. Perihal

7. Seorang pengadministrasi perkantoran sedang menyusun laporan kegiatan dinas. Agar laporan tersebut mudah dipahami dan sesuai dengan kaidah penyusunan laporan yang baik, maka bagian yang sebaiknya ditambahkan adalah...
a. Daftar Pustaka
b. Glosarium
c. Indeks
d. Ilustrasi atau foto

8. Untuk meningkatkan efisiensi kerja di kantor, salah satu tindakan yang dapat diambil adalah...
a. Menambah jumlah karyawan
b. Mengurangi waktu istirahat
c. Mengimplementasikan teknologi baru
d. Mengubah struktur organisasi

9. Apa yang dimaksud dengan manajemen perkantoran?
a. Pengelolaan anggaran perusahaan
b. Pengaturan dokumen dan arsip
c. Perencanaan dan pengorganisasian tugas administratif
d. Pembuatan laporan keuangan

10. Pengawasan dalam manajemen perkantoran bertujuan untuk?
a. Meningkatkan profitabilitas perusahaan
b. Memastikan standar kualitas pekerjaan terpenuhi
c. Mengurangi biaya operasional
d. Mempercepat proses pengadaan barang

11. Dito melakukan tugasnya untuk melakukan penggusuran di sekitar sungai dekat kantor pemerintahan 1 terjadi sangat ricuh, hal tersebut disebabkan karena banyak warga yang belum setuju untuk dipindahkan. Kemudian mengajukan permohonan memperpanjang masa waktu sebulan untuk menyiapkannya dan ada bersedia untuk ditempatkan di rusun. Permohonan yang dilakukan disebut...
a. Banding
b. Dispensasi
c. Masa remisi
d. Atribbusi

12. Saat itu atasan ayah tidak dapat mengikuti rapat dengan perusahaan lain karena ada kepentingan yang 2 mendesak. Kemudian ayah diberi kewenangan dan tanggungjawab untuk mewakili perusahaannya dalam acara tersebut. Tindakan dalam pernyataan diatas disebut...
a. Mandat
b. Dispensasi
c. Konsesi
d. Delegasi

13. Untuk kelancaran pemeriksaan, PNS yang diduga melakukan Pelanggaran Disiplin dan kemungkinan akan dijatuhi Hukuman Disiplin berat akan dilakukan...
a. Evaluasi

b. Penyelesaian tugas jabatan
c. Pemutusan hubungan kerja
d. Dibebaskan sementara dari tugas jabatannya
e. Tidak diperbolehkan bepergian keluar negeri

14. Kegiatan membandingkan dan mencocokkan data kepegawaian elektronik yang telah disahkan dan diakui sumbernya dengan data kepegawaian PNS kemudian disimpan dalam media elektronik baru dan terpisah yang digunakan antar pemangku kepentingan adalah istilah dari ...
a. Rekonsiliasi Data
b. Backup Data
c. Validasi Data
d. Pengelolaan Data

15. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Semua benar

16. Contoh barang/jasa yang memiliki karakter tingkat ekskludabilitas rendah tetapi rivalitasnya rendah adalah..
a. Rumah
b. Jalan tol
c. Udara bersih
d. Fasilitas bandara

17. Dalam penyusunan tata naskah dinas memiliki ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Dinas yang meliputi ...
a. Untuk
b. Jenis dan format naskah dinas
c. Pembuatan naskah dinas
d. Semua benar

18. Yang termasuk jenis Naskah dinas korespondensi intern ...
a. Surat edaran
b. Instruksi
c. Standar operasional prosedur
d. Disposisi

19. Yang termasuk jenis naskah dinas arahan, kecuali ....
a. Peraturan
b. Nota dinas
c. Pedoman
d. Instruksi

20. Penyerahan penggunaan barang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang disebut
a. Pemanfaatan
b. Pinjam Pakai
c. Pemusnahan
d. Sewa

21. Pada lembar kerja MS Excel apabila menekan tombol Ctrl+End maka akan pindah ke ....
a. Satu sel ke bawah
b. Posisi sel terakhir yang akan digunakan
c. Satu layar ke atas
d. Satu layer ke bawah

22. Dana yang bersumber dari pendapatan tertentu APBN yang dialokasikan kepada daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu dengan tujuan mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah disebut dengan ....
a. Dana Alokasi
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
d. Dana Bagi Hasil

23. Dokumen yang menyangkut materi ukuran, tata letak, berat, sarana, prasarana dan lain sebagainya adalah...
a. Dokumen fisik
b. Dokumen aktif
c. Dokumen intelektual
d. Dokumen pasif

24. Berikut ini adalah jenis dokumen berdasarkan pemakaiannya, kecuali...
a. Dokumen pribadi
b. Dokumen sejarah
c. Dokumen pemerintah
d. Dokumen biasa

25. Kegiatan mencari, mengumpulkan, menyusun, menyelidiki, meneliti, dan mengelola serta memelihara dan menyiapkan dokumen baru sehingga lebih bermanfaat adalah pengertian dari...
a. Surat
b. Arsip
c. Dokumen
d. Dokumentasi

26. Akte kelahiran STTB, piagam, KTP, SIM, surat nikah, dll adalah dari dokumen...
a. Dokumen pribadi
b. Dokumen niaga
c. Dokumen umum
d. Dokumen privat

27. Dokumen yang dicetak, ditulis, direkam dan digambar; buku, surat kabar, majalah film, micro film, pita kaset. Biasa jadi koleksi perpustakaan adalah pengertin dokumen...
a. Pribadi
b. Literal
c. Korporil
d. Privat

28. Dokumen berupa benda-benda sejarah seperti arca, patung, pakaian tradisional, uang logam kuno, candi dsb. Biasa menjadi koleksi museum adalah contoh dari dokumen...
a. Privat
b. Literal
c. Korporil
d. Privat

29. Apa yang dimaksud dengan manajemen perkantoran?
a. Pengelolaan anggaran perusahaan
b. Pengaturan dokumen dan arsip
c. Perencanaan dan pengorganisasian tugas administratif
d. Pembuatan laporan keuangan

30. Dalam perencanaan administrasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah?
a. Menyusun jadwal rapat
b. Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya
c. Menyusun anggaran tahunan
d. Menganalisis hasil kerja

31. Pengawasan dalam manajemen perkantoran bertujuan untuk?
a. Meningkatkan profitabilitas perusahaan
b. Memastikan standar kualitas pekerjaan terpenuhi
c. Mengurangi biaya operasional
d. Mempercepat proses pengadaan barang

32. Untuk meningkatkan efisiensi kerja di kantor, salah satu tindakan yang dapat diambil adalah...
a. Menambah jumlah karyawan
b. Mengurangi waktu istirahat
c. Mengimplementasikan teknologi baru
d. Mengubah struktur organisasi

33. Dalam pengorganisasian kantor, penugasan tugas harus dilakukan berdasarkan?
a. Kesukaan pribadi
b. Ketersediaan waktu karyawan
c. Kualifikasi dan kemampuan masing-masing karyawan
d. Jumlah gaji yang diterima

34. Salah satu metode pengendalian untuk memastikan proyek administratif berjalan sesuai rencana adalah...
a. Menyusun anggaran biaya
b. Mengadakan rapat evaluasi berkala
c. Mengurangi jam kerja karyawan
d. Menambah fasilitas kantor

35. Untuk menilai efektivitas kerja, manajer perkantoran perlu?
a. Menghitung jumlah jam lembur
b. Menganalisis hasil kerja terhadap tujuan yang telah ditetapkan
c. Mengurangi biaya pelatihan
d. Meningkatkan anggaran pemasaran

36. Untuk melakukan pengendalian kualitas dalam pekerjaan administrasi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah...
a. Membuat laporan akhir
b. Menetapkan standar kualitas
c. Melakukan pelatihan karyawan
d. Mengatur ulang jadwal kerja

37. Apa yang dimaksud dengan Administrasi Umum?
a. Pengelolaan keuangan perusahaan
b. Pengelolaan dokumen dan surat-menyurat
c. Pengorganisasian dan koordinasi aktivitas kantor
d. Pembuatan laporan keuangan

38. Untuk melakukan pengendalian kualitas dalam pekerjaan administrasi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah...
a. Membuat laporan akhir
b. Menetapkan standar kualitas
c. Melakukan pelatihan karyawan
d. Mengatur ulang jadwal kerja

39. Apa yang dimaksud dengan Administrasi Umum?
a. Pengelolaan keuangan perusahaan
b. Pengelolaan dokumen dan surat-menyurat
c. Pengorganisasian dan koordinasi aktivitas kantor
d. Pembuatan laporan keuangan

40. Apa yang harus dilakukan jika ditemukan dokumen yang hilang dari arsip fisik?
a. Mengabaikan dan melanjutkan pekerjaan
b. Menghubungi pihak terkait untuk mencari dokumen
c. Mengganti dokumen dengan yang baru
d. Menyimpan salinan dokumen yang sama


Kunci Jawaban
1. b
2. c
3. b
4. b
5. b
6. d
7. d
8. c
9. c
10. b
11. b
12. d
13. d
14. a
15. d
16. c
17. d
18. d
19. b
20. b
21. b
22. d
23. a
24. d
25. d
26. a
27. b
28. c
29. c
30. b
31. b
32. c
33. c
34. b
35. b
36. b
37. c
38. b
39. c
40. b