BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pentingnya bahasa daerah sebagai identitas budaya dan aset nasional.
Kedudukan Bahasa Aceh sebagai bahasa ibu bagi mayoritas masyarakat Aceh.
Keunikan Bahasa Aceh (sebagai bagian dari rumpun bahasa Austronesia) dan penyebarannya di wilayah pesisir Aceh.
Tantangan yang dihadapi Bahasa Aceh di era modern (pengaruh Bahasa Indonesia, penurunan penggunaan oleh Generasi Z/muda, dan bilingualisme).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Aceh dalam masyarakat?
Apa saja ciri-ciri fonologi dan morfologi utama Bahasa Aceh?
Bagaimana variasi dialektis yang terdapat dalam Bahasa Aceh?
Apa saja faktor yang memengaruhi perubahan dan eksistensi Bahasa Aceh saat ini?
C. Tujuan Penulisan
Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi Bahasa Aceh.
Menguraikan struktur dasar Bahasa Aceh (fonologi dan morfologi).
Mengidentifikasi ragam dan dialek Bahasa Aceh.
Menganalisis isu-isu seputar eksistensi dan pelestarian Bahasa Aceh.
BAB II: KAJIAN LINGUISTIK DAN SOSIOLINGUISTIK BAHASA ACEH
A. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Aceh
Bahasa Ibu (Bahasa Pertama): Alat komunikasi utama dalam keluarga dan lingkungan lokal.
Bahasa Budaya: Sebagai penopang dan pengembang adat serta sastra (contoh: hikayat).
Fungsi Pemersatu: Alat komunikasi di antara etnis Aceh di berbagai wilayah.
B. Struktur Dasar Bahasa Aceh
1. Fonologi (Sistem Bunyi)
Jumlah vokal yang banyak dan kompleks (vokal oral dan vokal nasal). Misalnya, terdapat 10 vokal oral dan 7 vokal nasal.
Adanya vokal rangkap (diftong).
2. Morfologi (Struktur Kata)
Penggunaan afiksasi yang kaya (awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks).
Adanya awalan dan akhiran yang berfungsi sebagai kata ganti orang (pronomina).
3. Sintaksis (Struktur Kalimat)
Anda bisa menambahkan ciri khas sintaksis Bahasa Aceh jika ada data pendukung, misalnya susunan kalimat atau penggunaan partikel tertentu.
C. Ragam dan Dialek Bahasa Aceh
Ragam Geografis: Penyebaran dialek (seperti dialek Banda, Pidie, Pase, dan Meulaboh).
Ciri Khas Dialek tertentu (contoh: perbedaan pelafalan vokal atau konsonan antara dialek Pidie dan Aceh Besar).
D. Isu Eksistensi dan Perubahan Bahasa Aceh
Bilingualisme: Masyarakat Aceh mayoritas bilingual (Aceh-Indonesia).
Perubahan Leksikal: Adanya pengaruh dan serapan kosakata dari Bahasa Indonesia.
Generasi Z dan Penggunaan Bahasa: Kecenderungan penggunaan Bahasa Indonesia yang lebih dominan di kalangan muda perkotaan.
Upaya Pelestarian: Peran kurikulum muatan lokal dan pembudayaan di lingkungan keluarga/sekolah.
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
Merangkum kekayaan struktural Bahasa Aceh dan perannya sebagai identitas budaya.
Menyimpulkan tantangan eksistensi Bahasa Aceh di tengah dinamika sosial.
B. Saran
Perlunya peran aktif keluarga dan institusi pendidikan dalam menjaga Bahasa Aceh.
Pentingnya penelitian linguistik dan sosiolinguistik yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar