Masih kuingat,
ketika kakimu yang letih
menapak di jalan berlumpur,
menjemput rezeki,
mengejar masa depan yang belum tentu datang.
Kini aku tumbuh,
tapi telapak kakimu masih berjalan dalam ingatanku —
tak berhenti menuntun arah,
menjadi kompas hidupku.
Andai bisa,
ingin kuganti semua luka itu dengan kebahagiaan.
Namun Ibu selalu berkata lirih,
“Nak, bahagia Ibu sudah di setiap langkahmu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar