🧠 1. Siapa Dwight Waldo?
Dwight Waldo (1913–2000) adalah seorang ilmuwan politik dan tokoh penting dalam perkembangan Ilmu Administrasi Negara modern.
Ia dikenal karena mengkritik pandangan lama yang melihat administrasi hanya sebagai hal teknis dan netral dari politik, serta memperkenalkan pendekatan yang lebih manusiawi dan nilai-nilai etis dalam administrasi publik.
🏛️ 2. Karya Utama: "The Administrative State" (1948)
Buku ini menjadi tonggak sejarah dalam studi administrasi publik.
Dalam karyanya, Waldo menantang pandangan klasik (seperti Woodrow Wilson dan Leonard White) yang memisahkan administrasi dari politik (politics-administration dichotomy).
💡 3. Pokok Pemikiran Dwight Waldo
a. Administrasi Tidak Bisa Dipisahkan dari Politik
- 
Waldo menolak ide bahwa birokrasi hanya melaksanakan keputusan politik tanpa nilai.
 - 
Ia berpendapat bahwa administrasi juga merupakan kegiatan politik, karena setiap keputusan administratif selalu melibatkan nilai, moral, dan kepentingan publik.
 
🔹 “Public administration is inherently political.” — Dwight Waldo
b. Administrasi Bukan Sekadar Ilmu Manajemen
- 
Ia mengkritik pendekatan ilmiah dan mekanistik (seperti Frederick Taylor dan prinsip efisiensi).
 - 
Menurutnya, manusia dalam organisasi publik bukan sekadar alat produksi, tetapi memiliki nilai, perasaan, dan tujuan moral.
 - 
Administrasi publik harus mempertimbangkan aspek etika, nilai kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial.
 
c. Nilai (Values) dalam Administrasi
Dwight Waldo menegaskan bahwa tidak ada administrasi yang benar-benar netral nilai.
Setiap keputusan pemerintah mengandung nilai seperti:
- 
Keadilan
 - 
Kemanusiaan
 - 
Demokrasi
 - 
Kebebasan
 - 
Efisiensi
 
Jadi, tugas administrator publik bukan hanya “efisien”, tapi juga “adil dan bermoral”.
d. Konsep “The Administrative State”
Menurut Waldo, negara modern adalah “administrative state”, yaitu negara yang dijalankan oleh sistem administrasi yang besar dan kompleks.
Ciri-cirinya:
- 
Pemerintah semakin bergantung pada birokrasi.
 - 
Birokrasi menjadi pusat pelaksanaan kebijakan.
 - 
Administrator publik berperan penting dalam menjaga keseimbangan antara efisiensi dan nilai-nilai demokrasi.
 
e. Kritik terhadap Ilmu Administrasi Klasik
Dwight Waldo menganggap teori klasik (seperti Max Weber, Gulick, Taylor) terlalu fokus pada:
- 
Efisiensi dan rasionalitas.
 - 
Struktur dan hierarki organisasi.
 
Padahal, menurut Waldo:
“Efisiensi tidak selalu berarti keadilan.”
Artinya, pemerintahan yang cepat dan efisien belum tentu berpihak kepada rakyat.
⚖️ 4. Pandangan Etika dan Demokrasi
Dwight Waldo menekankan pentingnya etika dalam administrasi publik.
Seorang pegawai negeri tidak hanya taat pada aturan, tetapi juga harus:
- 
Memiliki tanggung jawab moral.
 - 
Menjaga kepercayaan publik.
 - 
Berpihak pada nilai-nilai demokrasi.
 
📚 5. Pengaruh Pemikiran Waldo
Pemikiran Waldo menjadi dasar lahirnya Paradigma Baru Administrasi Publik (New Public Administration) pada tahun 1970-an.
Paradigma ini menekankan:
- 
Keadilan sosial.
 - 
Keterlibatan masyarakat.
 - 
Pelayanan publik yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.
 
🧩 6. Kesimpulan
Dwight Waldo mengubah cara pandang terhadap administrasi publik:
| Aspek | Pandangan Klasik | Pandangan Dwight Waldo | 
|---|---|---|
| Fokus | Efisiensi, Struktur | Nilai, Etika, Demokrasi | 
| Hubungan Politik | Dipisahkan | Tidak bisa dipisahkan | 
| Pandangan Manusia | Alat organisasi | Subjek moral dan sosial | 
| Tujuan Administrasi | Ketertiban dan efisiensi | Keadilan sosial dan pelayanan publik | 
🏁 Kesimpulan Akhir
“Administrasi publik bukan hanya tentang bagaimana bekerja dengan baik, tetapi juga tentang mengapa dan untuk siapa pekerjaan itu dilakukan.” — Dwight Waldo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar