Rabu, 15 Oktober 2025

Mahakarya Sunyi


Bukan sekadar torehan di atas kanvas, Bukan ukiran batu yang memuja batas. Mahakarya lahir dari sunyi yang ikhlas, Jejak jiwa abadi, menembus ruang dan deras.

Ia adalah napas yang terhenti sejenak, Saat tangan menari, mencari bentuk terbaik. Pecahan bintang yang jatuh, dalam hati berdetak, Menjelma melodi, menghapus segala serak.

Dalam arsitektur agung yang menjulang tinggi, Tersimpan peluh raga, mimpi sang perawi. Di setiap nada hening, puisi tak bertepi, Adalah bisikan alam, yang direkam abadi.

Mahakarya tak selalu tentang gemerlap nama, Kadang ia tersembunyi, dalam kerja sederhana. Senyum tulus seorang ibu, tanpa jeda dan drama, Menyulam kasih sayang, seindah sutra.

Ia adalah cermin, memantulkan hakikat diri, Wujud tertinggi dari hasrat yang murni. Membawa pesan agung, melintasi hari, Keindahan abadi, di jantung bumi pertiwi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar