Di setiap langkahmu, Ibu,
ada doa yang tak pernah lelah berjalan.
Lantai rumah jadi saksi,
betapa telapak kakimu menanggung dunia,
menapak luka, menahan pedih,
demi aku — buah hatimu yang dulu tak tahu apa-apa.
Telapak kakimu bukan sekadar kulit dan daging,
tapi peta kasih yang menuntunku pulang.
Di sana, surga menunduk,
menyentuh bumi,
karena Tuhan tahu —
cinta paling tulus bersemayam di situ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar