Senin, 09 Desember 2024

Upaya Meningkatkan Kompetensi Mengenal Kata Melalui Model Permainan Lotto Pada Murid TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

 

A.    Judul Penelitian

Upaya Meningkatkan Kompetensi Mengenal Kata Melalui Model Permainan Lotto Pada Murid TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

 

B.     Bidang Kajian

Bidang Kajian dan yang menjadi fokus di dalam penelitian ini adalah bidang kajian strategi pembelajaran.

 

C.    Pendahuluan

Persoalan membaca, menulis, dan berhitung memang merupakan fenomena tersendiri. Kini menjadi semakin hangat dibicarakan para orang tua yang memiliki anak usia taman kanak-kanak (TK), karena mereka khawatir anak-anaknya tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya nanti jika sedari awal belum dibekali keterampilan membaca. Hal inilah yang membuat para orang tua akhirnya sedikit memaksa anaknya untuk belajar membaca. Terlebih lagi, istilah-istilah “tidak lulus”, “tidak naik kelas”, kini semakin menakutkan karena akan berpengaruh pada biaya sekolah yang bertambah kalau akhirnya harus mengulang kelas Kegiatan yang dilakukan di taman kanak-kanak pun hanyalah bermain dengan mempergunakan alat-alat bermain edukatif.

Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain merupakan prinsip pembelajaran di TK sebab dunia anak adalah dunia bermain. Bagi anak-anak, kegiatan bermain selalu menyenangkan. Dengan bermain, anak-anak dapat mengekspresikan berbagai perasaan maupun ide-ide yang cemerlang tentang berbagai hal. Anak juga dapat menjelajah ke alam imajinasi yang tidak terbatas sehingga akan merangsang pula perkembangan kreativitas alaminya. Melalui kegiatan bermain, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Perkembangan secara fisik dapat dilihat melalui kegiatan bermain, sedangkan perkembangan intelektual dapat dilihat melalui kemampuan menggunakan dan memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan anak dapat dilihat ketika anak sedang merasa senang, tidak senang, sedih, marah.

 

D.    Perumusan dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa masih terdapatnya anak didik yang mengalami permasalahan dalam pengenalan kata, masalah tersebut berkaitan dengan keefektifan pembelajaran sehingga akan diatasi melalui penerapan model permainan lotto Dengan demikian, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan dasar bahasa dalam aspek keterampilan mengenal kata yang diterapkan pada TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

2.Metode pelaksanaan proses pembelajaran pengenalan kata kepada anak didik belum tepat sasaran yang digunakan guru peneliti pada anak TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

 

         Masalah peningkatan kemampuan anak didik TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012 pada kelompok B1 dalam membaca /pengenalan kata akan dilihat dengan permainan lotto. Adapun langkah-langkah pelaksanan yang akan dilakukan dalam pengenalan kata melalui model permainan lotto adalah sebagai berikut:

1)      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,

2)      Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak didik

3)      Guru memperlihatkan gambar-gambar yang akan dipelajari sesuai dengan materi yang akan disusun sesuai dengan kata yang tertera pada gambar.

 

E.     Tujuan Penelitian

 

Penelitian ini bertujuan untuk melatih anak agar dapat membaca melalui pengenalan kata dengan menggunakan lotto sejenis serta meningkatkan kompetensi anak dalam mengenal kata untuk mencapai hasil yang maksimal dalam melatih dan membuat anak dapat membaca ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan pra-sekolahnya di Taman Kanak-kanak.

 

F.     Manfaat Hasil Penelitian

 

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

1.      Anak dapat mengenal kata dan tulisan sederhana melalui simbol-simbol

2.      Membuat anak-anak TK mampu membaca sebelum masuk Sekolah Dasar.

3.      Mengenalkan suku kata awal yang sama dari suatu gambar pada anak.

4.      anak agar dapat mencocokkan kata-kata yang sama.

5.      Mengembangkan motorik halus anak dengan permainan lotto.

6.      Melatih koordinasi mata, tangan serta emosi.

 

G.    Kajian Pustaka

Bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.

Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Siti Aisyah et el, 2007: 6). Masa usia dini merupakan  masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori (dalam Sujiono, 2009: 54) menyatakan bahwa masa tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Berdasarkan fakta sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas maka harus ada lingkungan yang kondusif, yang mengupayakan pengembangan berbahasa anak, termasuk anak usia pra sekolah secara intensif.  

Pengembangan kemampuan dasar anak, termasuk berbahasa,  dapat dilakukan dengan strategi bermain. Ada beberapa jenis permainan yang dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam berbahasa antara lain alat peraga berupa gambar yang terdapat pada buku atau poster, mendengarkan lagu atau nyanyian, menonton film atau mendengarkan suara kaset, membaca cerita (story reading/story telling) ataupun mendongeng. Semua aktivitas yang dapat merangsang kemampuan anak dalam berbahasa dapat diciptakan sendiri oleh pendidik. Pendidik dapat berimprovisasi dan mengembangkan sendiri dengan cara menerapkannya kepada anak sesuai dengan kondisi dan lingkungannya.

Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.Perkembangan kemampuan membaca pada anak.  Menurut Cochrane Efal (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:

·                Tahap Fantasi (Magical Stage)

Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku.

·                Tahap Pembetukan Konsep Diri (Self Concept Stage)

Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku.

·      Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)
Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal.

·      Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)

Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain.

·                               Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)

Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas.

 

Huruf dan kata-kata merupakan suatu yang abstrak bagi anak-anak, sehingga untuk mengenalkannya guru harus membuatnya menjadi nyata dengan mengasosiasikan pada hal-hal yang mudah diingat oleh anak. Pertama kali mengenalkan huruf biasanya guru memusatkan hanya pada huruf awal suatu kata yang sudah di kenal anak. Dan agar tidak ada kesan pemaksaan “belajar membaca” pada anak maka harus dilakukan dengan menyenangkan. Dalam pengembangan kemampuan membaca terdapat beberapa pendekatan, yaitu metode global yang memperkenalkan membaca permulaan pada anak dengan memperkenalkan kata.

Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life long learning). Mengajarkan membaca pada anak berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan, yaitu memberi teknik bagaimana cara mengekplorasi “dunia” mana pun yang dia pilih dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan tujuan hidupnya

Dalam proses belajar membaca ada beberapa tahapan yaitu menurut Mercer (Abdurrahman, 2002: 201) membagi tahapan membaca menjadi lima, yaitu:

a. Kesiapan membaca.

b. Membaca permulaan.

c. Ketrampilan membaca cepat.

d. Membaca luas.

e. Membaca yang sesungguhnya.

Tahap pertama membaca adalah tahap membaca permulaan yang ditandai dengan penguasaan kode alfabetik. Tahap kedua adalah tahap membaca lanjut di mana pembaca mengerti arti bacaan.  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak – anak umumnya sebagai pembaca awal berada pada tahap membaca permulaan. Lebih khususnya, anak-anak berada pada tahap pertama dan kedua dalam proses membaca, yaitu tahap logografis dan alfabetis. Pembagian tahapan ini berdasarkan kemampuan yang harus dikuasai anak, yaitu penguasaan kode alfabetik yang hanya memungkinkan anak untuk membaca secara teknis, belum sampai memahami bacaan seperti pada tahap membaca lanjut. Pengajaran membaca permulaan di taman kanak – kanak umumnya sudah  dimulai sejak awal tahun pertama. Anak – anak diberi stimulasi berupa pengenalan huruf – huruf dalam alfabet. Praktik ini langsung disandingka dengan ketrampilan menulis, di mana anak diminta mengenal bentuk dan arah garis ketika menulis huruf. Metode belajar membaca di taman kanak – kanak biasanya mendapat hambatan dalam penerapannya. Metode ini diberikan sama pada setiap anak, dan materi ajaran umumnya hanya berasal dari buku penunjang. Jika melihat perbedaan anak dalam gaya belajar, hal ini akan kurang memberi hasil yang optimal. Penanganan secara individual di kelas saat belajar membaca tidaklah dimungkinkan, karena ketersediaan tenaga guru yang terbatas.

 

H.    Rencana dan Prosedur Penelitian

 

Populasi penelitian adalah anak didik TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012 yang berjumlah 25 anak yaitu, anak laki-laki 10 orang dan anak perempuan 15 orang. Setiap anak memiliki karakter tersendiri dan unik. Sampel data adalah subjek penelitian ini yaitu, upaya meningkatkan kompetensi mengenal kata melalui model permainan lotto.

Penelitian ini bertempat di Taman Kanak-kanak Putra IV yang terletak di Komplek PU Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dan dilaksanakan mulai 02 November sampai dengan 05 Desember 2012. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan tema yang terakhir yaitu, air, udara dan api.

Pertama ; karena merupakan tempat penulis bertugas. Supaya penelitian lebih efektif dan efisien dilaksanakan di TK ini serta memudahkan penulis melakukan penelitian dan tidak perlu mengeluarkan dana yang banyak.

            Kedua ; Penulis mencoba melakukan berbagai macam model pembelajaran untuk mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Ketiga ; merupakan Inovasi pendidikan dan memberikan motivasi  bagi peserta tenaga kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

 

  1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, yaitu sejak persiapan proposal penelitian, seminar proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan, sampai sidang hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No

Agenda Kegiatan

Bulan/Thn 2012

Oktober

November

Desember

1

Persiapan penelitian

ü   

 

 

2

Pengumpulan data lapangan

 

ü   

 

3

Pengolahan dan analisis data

 

ü   

 

4

Penulisan laporan

 

 

ü   

5

Seminar/sidang hasil penelitian

 

 

ü   

J.      Biaya Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti. Rincian biaya penelitian yang logis dan benar adalah RP 500.000,-. Biaya tersebut merupakan biaya peneliti sendiri.

 

K.    Personalia Penelitian

Personalia penelitian ini adalah orang-orang yang membantu peneliti untuk memberikan data yang akurat di lapangan. Nama-nama tersebut adalah sebagai berikut ini:

Ketua              : Euis Anggraeni

Anggota          : Agus Nilawati Hasyim

Anggota          :Nurbadri

 

L.     Daftar Pustaka

Abdurrahman, M. 2002. Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar (cet.2). Jakarta: Depdikbud dan PT.Rineka Cipta

 

Nurbiana Dhieni, 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta

 

Siti Aisyah dkk, 2007 Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

 

Sujiono, Yuliani Nurani, 2009 Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Upaya Meningkatkan Minat Baca Melalui Media Gambar Pada Anak Kelas A TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012

 

A.    Judul Penelitian

Upaya Meningkatkan Minat Baca Melalui Media Gambar Pada Anak Kelas A TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012

 

B.     Bidang Kajian

Bidang Kajian dan yang menjadi fokus di dalam penelitian ini adalah bidang kajian strategi pembelajaran.

 

C.    Pendahuluan

TK merupakan lembaga pendidikan pra-skolastik atau akademik. Itu artinya, TK tidak mengemban tanggungjawab utama dalam membelajarkan keterampilan membaca dan menulis. Subtansi pembinaan kemampuan skolastik atau akademikini haruslah menjadi tanggungjawab utama lembaga pendidikan dasar (Depdiknas, 2007:1).

Anak usia dini memerlukan banyak sekali informasi untuk mengisi pengetahuannya agar siap menjadi manusia sesungguhnya. Dalam hal ini membaca merupakan cara untuk mendapatkan informasi karena pada saat membaca maka seluruh aspek kejiwaan manusia terlibat dan ikut serta bergerak. Hasilnya, otak yang merupakan pusat koordinasi pun bekerja keras menemukan hal-hal baru yang akan menjadi pengisi memori otak sekaligus menjadi bekal pertumbuhan

Kemampuan membaca anak usia dini umumnya masih relatif kurang karena pedidikan usia dini merupakan awal atau permulaan anak belajar membaca. Anak usia dini umumnya enggan untuk membaca sesuatu yang bersifat abstrak. Selain itu tuntutan orang tua yang menginginkan anak cepat bisa membaca. Ditambah lagi tuntutan dari SD yang mengadakan penerimaan siswa dengan menggunakan tes baca tulis.

Guru memerlukan cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru adalah dengan menggunakan media yang dapat merangsang minat baca anak didik dalam membaca. Media yang dapat digunakan salah satunya adalah media kartu gambar. Media kartu gambar adalah media yang berupa gambar yang diserta dengan kata-kata atau kalimat dibawahnya. Dengan adanya gambar tersebut, maka anak didik akan terangsang utuk mengetahui maksud gambar tersebut dan mencoba membaca kata-kata atau kalimat yang ada.

 

D.    Perumusan dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa masih terdapatnya anak didik yang mengalami permasalahan dalam media gambar, masalah tersebut berkaitan dengan keefektifan pembelajaran sehingga akan diatasi melalui penerapan media gambar. Dengan demikian, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah upaya meningkatkan Minat Baca Melalui Media Gambar pada Anak Kelas A TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012

 

E.     Tujuan Penelitian

 

  1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan minat baca pada anak.

  1. Tujuan Khusus

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah meningkatkan minat baca melalui media gambar pada anak kelas A TK Putra Aceh Besar

 

F.     Manfaat Hasil Penelitian

 

  1. Manfaat Teoritis

Untuk mendapatkan teori baru tentang meningkatkan minat baca anak didik melalui kartu gambar.

 

  1. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, antara lain:

  1. Bagi siswa

a.       Anak didik lebih termotivasi dalam belajar.

b.      Meningkatnya minat baca pada anak didik.

  1. Bagi guru

a.    Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan minat baca anak didik melalui kartu gambar.

b.    Dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas.

 

 

  1. Bagi sekolah

a.    Hasil penelitian diharapkan mampu membantu sekolah dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar.

b.    Memotivasi kepada guru-guru untuk menerapkan metode yang bervariasi dalam pengajaran.

 

G.    Kajian Pustaka

 

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat sesuatu melihat sesuatu akan menguntungkan mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasaan. Bila kepuasaan berkurang, minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut (Hurlock. 1998:114).

Minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang anak memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya.

Berikut merupakan ciri-ciri minat anak menurut Hurlock (1998, 115), antara lain adalah sebagai berikut :

(a) minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik,

(b) minat bergantung pada kesiapan belajar,

(c) minat bergantung pada kesempatan belajar,

(d) perkembangan minat mungkin terbatas,

(e) minat dipengaruhi pengaruh budaya,

(f) minat itu egosentris.

Peserta didik akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar peserta didik merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi siswa.

Beberapa cara dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa menurut Sanjaya (2006 : 28-29), diantaranya:

a)      hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan peserta didik,

b)      sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa,

c)      ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar,

d)     berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa,

e)       berikan penilaian,

f)       berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif,

g)      ciptakan persaingan dan kerja sama. Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran peserta didik.

Menurut Usman (2008:27) kondisi belajar-mengajar yang efektif adalah minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yag relatif menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Misalnya seorang anak menaruh minat terhadap terhadap kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Pada hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat terhadap belajar.

Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena tiu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi menjadi dua periode, yaitu, periode Prelinguistik dan periode Linguistik. Periode Linguistik inilah anak mulai mengucapkan kata-kata pertama. 

Menurut Sumantri (2008:2.30-2.31) periode linguistic terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:

  1. Fase satu kata atau Holofrase. Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
  2. Fase lebih dari satu kata. Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya. Orang tua mulai melakukan Tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimat sederhana.
  3. Fase diferensiasi. Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengungkapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja.

Perkembangan bahasa mengikuti suatu urutan yang dapat diramalkan secara umum sekalipun banyak variasinya diantara anak yang satu dengan anak yang lain, dengan tujuan mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi. Kebanyakan anak memulai perkembangan bahasanya dari menangis untuk mengekspresiakan responnya terhadap bermacam-macam stimuli. Anak mulai memerang (cooing), yaitu melafalkan bunyi yang tidak ada artinya secara berulang-ulang, seperti suara burung yang sedang berkicau. Anak pada umumnya belajar nama-nama benda sebelum kata-kata lain.

Berikut adalah fungsi bahasa sebagai alat komunikasi menurut Depdiknas (2007:5), antara lain adalah:

  1. Keterampilan berbahasa, dapat ditunjukkan oleh anak dalam perilaku: menyapa, memperkenalkan diri, bertanya, mendeskripsikan, melaporkan kejadian, menyatakan suka/tidak, meminta ijin, bantuan, mengemukakan alas an, memerintah atau menolak sesuatu.
  2. Keterampilan mendengar, dapat ditujukan oleh anak dalam perilaku: mendengarkan perintah, mendengarkan pertanyaan, mendengarkan orang yang sedang bercerita dan mendengarkan orang yang sedang member petunjuk.
  3. Keterampilan berbicara, dapat ditujukan oleh anak dalam perilaku: mengembangkan keterampilan bertanya, menyiapkan kegiatan yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi.
  4. Keterampilan membaca, adalah kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan)

Gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru muncul ide baru dan menggugah rasa. Dalam proses belajar mengajar gambar yang digunakan mampu membantu apa yang akan dijelaskas oleh guru, memliki kualitas yang baik, dalam arti, dalam arti memiliki tujuan yang relevan, jelas, mengadung kebenaran, autentik, aktual, lengkap, sederhana, menarik, dan memberikan sugesti terhadap kebenaran itu sendiri. manfaat gambar bagi anak adalah sebagai berikut: (a) alat untuk mengutarakan (berekspresi) isi hati, pendapat maupun gagasannya, (b) media bermain fantasi, imajinasi dan sekaligus sublimasi, (c) stimulasi bentuk ketika lupa, atau untuk menumbuhkan gagasan baru, (d) alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi.

Media pendidikan sangat berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan secara sistematis. Media sendiri adalah orang, benda atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kartu gambar. Media kartu gambar adalah media yang berupa kertas tebal yang berbentuk persegi dengan disertai gambar baik berupa gambar orang, hewan tumbuhan dan lain sebagainya.



H.    Rencana dan Prosedur Penelitian

Populasi penelitian adalah anak didik TK Putra IV kelompok A yang berjumlah 20 anak yaitu, anak laki-laki 10 orang dan anak perempuan 10 orang. Setiap anak memiliki karakter tersendiri dan unik. Penelitian ini bertempat di Taman Kanak-kanak Putra IV yang terletak di Komplek PU Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dan dilaksanakan mulai 02 Oktober sampai dengan 05 Desember 2012.

 

I.       Jadwal Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, yaitu sejak persiapan proposal penelitian, seminar proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan, sampai sidang hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No

Agenda Kegiatan

Bulan/Thn 2012

Oktober

November

Desember

1

Persiapan penelitian

ü   

 

 

2

Pengumpulan data lapangan

 

ü   

 

3

Pengolahan dan analisis data

 

ü   

 

4

Penulisan laporan

 

 

ü   

5

Seminar/sidang hasil penelitian

 

 

ü   

J.      Biaya Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti. Rincian biaya penelitian yang logis dan benar adalah RP 400.000,-. Biaya tersebut merupakan biaya peneliti sendiri.

 

K.    Personalia Penelitian

Personalia penelitian ini adalah orang-orang yang membantu peneliti untuk memberikan data yang akurat di lapangan. Nama-nama tersebut adalah sebagai berikut ini:

Ketua              : Agus Nilawati Hasyim

Anggota          : Euis Anggraeni

Anggota          :Nurbadri

 

L.     Daftar Pustaka

Depdiknas. 2007. Persiapan Membaca dan Menulis Melalui Permainan. Jakarta: Depdiknas.

Hurlock, Elizabeth. 1998. Perkembangan Anak Vol 2. Jakarta: Erlangga

Sumatri dan Nana Syaodih. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Usman, M. Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.