Senin, 09 Desember 2024

Upaya Meningkatkan Kompetensi Mengenal Kata Melalui Model Permainan Lotto Pada Murid TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

 

A.    Judul Penelitian

Upaya Meningkatkan Kompetensi Mengenal Kata Melalui Model Permainan Lotto Pada Murid TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

 

B.     Bidang Kajian

Bidang Kajian dan yang menjadi fokus di dalam penelitian ini adalah bidang kajian strategi pembelajaran.

 

C.    Pendahuluan

Persoalan membaca, menulis, dan berhitung memang merupakan fenomena tersendiri. Kini menjadi semakin hangat dibicarakan para orang tua yang memiliki anak usia taman kanak-kanak (TK), karena mereka khawatir anak-anaknya tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya nanti jika sedari awal belum dibekali keterampilan membaca. Hal inilah yang membuat para orang tua akhirnya sedikit memaksa anaknya untuk belajar membaca. Terlebih lagi, istilah-istilah “tidak lulus”, “tidak naik kelas”, kini semakin menakutkan karena akan berpengaruh pada biaya sekolah yang bertambah kalau akhirnya harus mengulang kelas Kegiatan yang dilakukan di taman kanak-kanak pun hanyalah bermain dengan mempergunakan alat-alat bermain edukatif.

Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain merupakan prinsip pembelajaran di TK sebab dunia anak adalah dunia bermain. Bagi anak-anak, kegiatan bermain selalu menyenangkan. Dengan bermain, anak-anak dapat mengekspresikan berbagai perasaan maupun ide-ide yang cemerlang tentang berbagai hal. Anak juga dapat menjelajah ke alam imajinasi yang tidak terbatas sehingga akan merangsang pula perkembangan kreativitas alaminya. Melalui kegiatan bermain, anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial. Perkembangan secara fisik dapat dilihat melalui kegiatan bermain, sedangkan perkembangan intelektual dapat dilihat melalui kemampuan menggunakan dan memanfaatkan lingkungannya. Perkembangan anak dapat dilihat ketika anak sedang merasa senang, tidak senang, sedih, marah.

 

D.    Perumusan dan Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa masih terdapatnya anak didik yang mengalami permasalahan dalam pengenalan kata, masalah tersebut berkaitan dengan keefektifan pembelajaran sehingga akan diatasi melalui penerapan model permainan lotto Dengan demikian, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan dasar bahasa dalam aspek keterampilan mengenal kata yang diterapkan pada TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

2.Metode pelaksanaan proses pembelajaran pengenalan kata kepada anak didik belum tepat sasaran yang digunakan guru peneliti pada anak TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012.

 

         Masalah peningkatan kemampuan anak didik TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012 pada kelompok B1 dalam membaca /pengenalan kata akan dilihat dengan permainan lotto. Adapun langkah-langkah pelaksanan yang akan dilakukan dalam pengenalan kata melalui model permainan lotto adalah sebagai berikut:

1)      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,

2)      Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh anak didik

3)      Guru memperlihatkan gambar-gambar yang akan dipelajari sesuai dengan materi yang akan disusun sesuai dengan kata yang tertera pada gambar.

 

E.     Tujuan Penelitian

 

Penelitian ini bertujuan untuk melatih anak agar dapat membaca melalui pengenalan kata dengan menggunakan lotto sejenis serta meningkatkan kompetensi anak dalam mengenal kata untuk mencapai hasil yang maksimal dalam melatih dan membuat anak dapat membaca ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan pra-sekolahnya di Taman Kanak-kanak.

 

F.     Manfaat Hasil Penelitian

 

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

1.      Anak dapat mengenal kata dan tulisan sederhana melalui simbol-simbol

2.      Membuat anak-anak TK mampu membaca sebelum masuk Sekolah Dasar.

3.      Mengenalkan suku kata awal yang sama dari suatu gambar pada anak.

4.      anak agar dapat mencocokkan kata-kata yang sama.

5.      Mengembangkan motorik halus anak dengan permainan lotto.

6.      Melatih koordinasi mata, tangan serta emosi.

 

G.    Kajian Pustaka

Bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.

Masa perkembangan bicara dan bahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Siti Aisyah et el, 2007: 6). Masa usia dini merupakan  masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Montessori (dalam Sujiono, 2009: 54) menyatakan bahwa masa tersebut merupakan periode sensitif (sensitive period), di mana anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Berdasarkan fakta sebagaimana dikemukakan oleh para ahli di atas maka harus ada lingkungan yang kondusif, yang mengupayakan pengembangan berbahasa anak, termasuk anak usia pra sekolah secara intensif.  

Pengembangan kemampuan dasar anak, termasuk berbahasa,  dapat dilakukan dengan strategi bermain. Ada beberapa jenis permainan yang dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam berbahasa antara lain alat peraga berupa gambar yang terdapat pada buku atau poster, mendengarkan lagu atau nyanyian, menonton film atau mendengarkan suara kaset, membaca cerita (story reading/story telling) ataupun mendongeng. Semua aktivitas yang dapat merangsang kemampuan anak dalam berbahasa dapat diciptakan sendiri oleh pendidik. Pendidik dapat berimprovisasi dan mengembangkan sendiri dengan cara menerapkannya kepada anak sesuai dengan kondisi dan lingkungannya.

Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.Perkembangan kemampuan membaca pada anak.  Menurut Cochrane Efal (dalam Nurbiana Dhieni, 2005 : 5.9), perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia 4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:

·                Tahap Fantasi (Magical Stage)

Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku. Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara membolak-balik buku.

·                Tahap Pembetukan Konsep Diri (Self Concept Stage)

Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku.

·      Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)
Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat menemukan kata yang sudah dikenal.

·      Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)

Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic dan syntactic) secara bersama-sama. Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu, pasta gigi dan lain-lain.

·                               Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)

Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas.

 

Huruf dan kata-kata merupakan suatu yang abstrak bagi anak-anak, sehingga untuk mengenalkannya guru harus membuatnya menjadi nyata dengan mengasosiasikan pada hal-hal yang mudah diingat oleh anak. Pertama kali mengenalkan huruf biasanya guru memusatkan hanya pada huruf awal suatu kata yang sudah di kenal anak. Dan agar tidak ada kesan pemaksaan “belajar membaca” pada anak maka harus dilakukan dengan menyenangkan. Dalam pengembangan kemampuan membaca terdapat beberapa pendekatan, yaitu metode global yang memperkenalkan membaca permulaan pada anak dengan memperkenalkan kata.

Membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu pembelajaran sepanjang hayat (life long learning). Mengajarkan membaca pada anak berarti memberi anak tersebut sebuah masa depan, yaitu memberi teknik bagaimana cara mengekplorasi “dunia” mana pun yang dia pilih dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan tujuan hidupnya

Dalam proses belajar membaca ada beberapa tahapan yaitu menurut Mercer (Abdurrahman, 2002: 201) membagi tahapan membaca menjadi lima, yaitu:

a. Kesiapan membaca.

b. Membaca permulaan.

c. Ketrampilan membaca cepat.

d. Membaca luas.

e. Membaca yang sesungguhnya.

Tahap pertama membaca adalah tahap membaca permulaan yang ditandai dengan penguasaan kode alfabetik. Tahap kedua adalah tahap membaca lanjut di mana pembaca mengerti arti bacaan.  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak – anak umumnya sebagai pembaca awal berada pada tahap membaca permulaan. Lebih khususnya, anak-anak berada pada tahap pertama dan kedua dalam proses membaca, yaitu tahap logografis dan alfabetis. Pembagian tahapan ini berdasarkan kemampuan yang harus dikuasai anak, yaitu penguasaan kode alfabetik yang hanya memungkinkan anak untuk membaca secara teknis, belum sampai memahami bacaan seperti pada tahap membaca lanjut. Pengajaran membaca permulaan di taman kanak – kanak umumnya sudah  dimulai sejak awal tahun pertama. Anak – anak diberi stimulasi berupa pengenalan huruf – huruf dalam alfabet. Praktik ini langsung disandingka dengan ketrampilan menulis, di mana anak diminta mengenal bentuk dan arah garis ketika menulis huruf. Metode belajar membaca di taman kanak – kanak biasanya mendapat hambatan dalam penerapannya. Metode ini diberikan sama pada setiap anak, dan materi ajaran umumnya hanya berasal dari buku penunjang. Jika melihat perbedaan anak dalam gaya belajar, hal ini akan kurang memberi hasil yang optimal. Penanganan secara individual di kelas saat belajar membaca tidaklah dimungkinkan, karena ketersediaan tenaga guru yang terbatas.

 

H.    Rencana dan Prosedur Penelitian

 

Populasi penelitian adalah anak didik TK Putra IV Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar Tahun 2011-2012 yang berjumlah 25 anak yaitu, anak laki-laki 10 orang dan anak perempuan 15 orang. Setiap anak memiliki karakter tersendiri dan unik. Sampel data adalah subjek penelitian ini yaitu, upaya meningkatkan kompetensi mengenal kata melalui model permainan lotto.

Penelitian ini bertempat di Taman Kanak-kanak Putra IV yang terletak di Komplek PU Ajun Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar dan dilaksanakan mulai 02 November sampai dengan 05 Desember 2012. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan tema yang terakhir yaitu, air, udara dan api.

Pertama ; karena merupakan tempat penulis bertugas. Supaya penelitian lebih efektif dan efisien dilaksanakan di TK ini serta memudahkan penulis melakukan penelitian dan tidak perlu mengeluarkan dana yang banyak.

            Kedua ; Penulis mencoba melakukan berbagai macam model pembelajaran untuk mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Ketiga ; merupakan Inovasi pendidikan dan memberikan motivasi  bagi peserta tenaga kependidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang.

 

  1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan, yaitu sejak persiapan proposal penelitian, seminar proposal penelitian, pengumpulan data, analisis data, penulisan laporan, sampai sidang hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No

Agenda Kegiatan

Bulan/Thn 2012

Oktober

November

Desember

1

Persiapan penelitian

ü   

 

 

2

Pengumpulan data lapangan

 

ü   

 

3

Pengolahan dan analisis data

 

ü   

 

4

Penulisan laporan

 

 

ü   

5

Seminar/sidang hasil penelitian

 

 

ü   

J.      Biaya Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti. Rincian biaya penelitian yang logis dan benar adalah RP 500.000,-. Biaya tersebut merupakan biaya peneliti sendiri.

 

K.    Personalia Penelitian

Personalia penelitian ini adalah orang-orang yang membantu peneliti untuk memberikan data yang akurat di lapangan. Nama-nama tersebut adalah sebagai berikut ini:

Ketua              : Euis Anggraeni

Anggota          : Agus Nilawati Hasyim

Anggota          :Nurbadri

 

L.     Daftar Pustaka

Abdurrahman, M. 2002. Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar (cet.2). Jakarta: Depdikbud dan PT.Rineka Cipta

 

Nurbiana Dhieni, 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta

 

Siti Aisyah dkk, 2007 Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka

 

Sujiono, Yuliani Nurani, 2009 Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar