Minggu, 12 Oktober 2025

Luka yang Kau Cipta


Kutatapi lagi bayangan di cermin, Mencari di mana sisa senyum yang dulu. Semua tak lagi sama, terukir pedih, Sejak kau patahkan janji, dan hatiku pilu.

Berulang kau sakiti aku, berulang kumemaafkan, Menyimpan perih di sudut jiwa yang terdalam. Setiap kata tajam, bagai serpihan, Mengoyak sunyi, di antara riuh malam.

Aku tak meminta balas, hanya menghela napas, Kenapa harus ku yang selalu jadi korban? Mengapa cinta yang dulu kita ukir tanpa batas, Kini hanya meninggalkan reruntuhan dan tangisan.

Sungguh, masih belum bisa kucerna, Menyakitiku sedalam ini, apa yang kau rasa? Luka ini menganga, menanti penawar sirna, Di mana letak hatimu, yang dulu penuh mesra?

Tapi, biarlah perih ini menjadi pelajaran, Bahwa hati yang rapuh pun punya kekuatan. Untuk bangkit, meski tertatih oleh kenyataan, Menemukan kembali cahaya, setelah kegelapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar